By SaungMaman
Awalnya penulis tidak menyangka sama sekali kalau rasa tidak nyaman pada tubuh selama 2 hari itu adalah gejala terpapar virus Covid-19. Mengingat saat ini sedang dalam masa pergantian musim atau pancaroba, jadi menganggap rasa pusing, batuk-batuk dan demam adalah hal biasa.
Gejala awal
Namun rupanya, perkiraan saya salah. Setelah beristirahat selama 2 hari di rumah, saya merasakan gejala awal yang kurang baik. Di hari ke 3 masa istirahat, kondisi tubuh makin memburuk. Demam tinggi disertai rasa pusing, batuk-batuk, hilang rasa penciuman ditambah rasa mual berlebihan pada perut, membuat tubuh seperti tak bertenaga. Saya meminta ijin pada pimpinan di tempat saya bekerja untuk memperpanjang masa istirahat di rumah untuk sementara waktu.
Pengalaman Terpapar Virus Covid-19 |
Di hari ke 4 masa istirahat, saya mendapatkan kabar mengejutkan kalau pimpinan saya terpapar virus Covid-19 setelah melakukan test Swab PCR. Perasaan saya mulai tidak enak, jangan-jangan saya juga kena, pikir saya waktu itu. Saya belum berani melakukan test Swab, karena mendapatkan informasi bahwa kalau kondisi tubuh sedang tidak sehat, jangan melakukan test Swab karena hasilnya sudah pasti positif.
Menjalani isolasi mandiri
Seminggu setelah istirahat di rumah, atas saran pimpinan, saya diminta untuk melakukan test Swab untuk memastikan apakah saya terpapar atau tidak. Saya pun setuju. Dan setelah test dilakukan, benar saja hasilnya membuat saya shock, saya positif! Saya diharuskan melakukan isolasi mandiri (isoman) kurang lebih 2 minggu.
Kenali gejala awal Covid-19 |
Panik, rasa takut dan bermacam kekhawatiran lainnya muncul dibenak saya menghadapi kenyataan pahit ini. Saya mengkhawatirkan bukan hanya kesehatan saya sendiri, namun juga keluarga. Saya takut istri dan anak-anak saya ikut tertular.
Menjalani isoman di rumah, merupakan fase terberat yang harus saya jalani. Menghindari sebisa mungkin kontak dengan anggota keluarga, selalu menggunakan masker, menjaga jarak dan mengkonsumsi obat-obatan yang sebelumnya hampir tidak pernah saya lakukan adalah 'perjuangan' yang cukup berat bagi saya.
Bersyukur seluruh anggota keluarga memiliki imun yang kuat, mereka sempat merasa pusing, demam dan batuk-batuk namun hanya satu atau dua hari saja, langsung sembuh. Sedangkan saya, kondisi tubuh makin memburuk di hari ke 5-6 setelah test Swab. Demam tinggi disertai pusing dan mual-mual makin menjadi.
Namun saya tak mau menyerah, atas dukungan istri, berbagai upaya saya lakukan untuk mengembalikan kondisi tubuh agar kembali pulih. Mulai dari minum obat, multi vitamin terbaik, minum madu, jamu, berjemur dan terapi uap semua saya lakukan.
Fase penyembuhan
Puji syukur, seminggu setelah melakukan isoman, saat ini kondisi tubuh makin membaik. Rasa mual dan demam sudah hilang, batuknya juga sudah reda, hanya rasa pusing saja yang masih tersisa. Namun secara umum saya merasa kondisi tubuh saat ini sudah sehat walau belum 100%.
Pesan saya buat teman-teman yang mengalami hal yang sama, tetap semangat walau sedang menjalani isoman, rutin minum obat dan vitamin, rajin berjemur di pagi hari, tetap menjaga protokol kesehatan dan selalu update informasi yang berkaitan dengan cara menjalani isoman yang baik.
Yang tak kalah penting juga adalah sikap positif, jangan banyak berfikir hal-hal negatif yang bisa menurunkan imun tubuh. Semoga pandemi cepat berlalu dan kita semua bisa beraktivitas normal kembali seperti hari-hari sebelumnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar