Saung Maman - Memahami Perkembangan Anak Usia 5 Tahun
Saat anak menginjak usia 5 tahun, perkembangan fisik maupun psikisnya mulai menampakan perubahan yang cukup signifikan. Kemampuannya dalam menangkap berbagai hal mulai dari daya pikir, saya cerna dan daya nalarnya mulai tampak dalam tindak tanduknya sehari-hari.
Anak usia 5 tahun dilihat dari segi fisiknya sudah tidak lagi seperti bayi, ia sudah memiliki kemampuan dalam menjelajahi alam sekitarnya dan mulai berani menunjukkan jati dirinya. Dengan kata lain, di usianya yang ke 5 si anak sudah bisa dikatakan mampu mandiri dan bisa beradu argumentasi dengan teman bermainnya.
Ada beberapa hal yang perlu dipahami oleh ayah bunda dalam menyikapi perkembangan anak 5 tahun. Beberapa diantaranya:
1. Perkembangan daya pikir
Saat anak menginjak usia 5 tahun, perkembangan fisik maupun psikisnya mulai menampakan perubahan yang cukup signifikan. Kemampuannya dalam menangkap berbagai hal mulai dari daya pikir, saya cerna dan daya nalarnya mulai tampak dalam tindak tanduknya sehari-hari.
Anak usia 5 tahun dilihat dari segi fisiknya sudah tidak lagi seperti bayi, ia sudah memiliki kemampuan dalam menjelajahi alam sekitarnya dan mulai berani menunjukkan jati dirinya. Dengan kata lain, di usianya yang ke 5 si anak sudah bisa dikatakan mampu mandiri dan bisa beradu argumentasi dengan teman bermainnya.
Ada beberapa hal yang perlu dipahami oleh ayah bunda dalam menyikapi perkembangan anak 5 tahun. Beberapa diantaranya:
1. Perkembangan daya pikir
- Saat anak berusia 5 tahun, ia mulai mampu bertanya tentang sesuatu yang tidak dipahaminya.
- Anak mulai mudah diberikan pengertian, dan mampu mencerna apa-apa yang di ajarkan oleh orang tuanya
- Ia mulai banyak bicara dan cukup mampu bercakap-cakap dengan lancar dan menguasai banyak kosakata baru.
- Anak mulai tertarik akan hal-hal yang berhubungan dengan sebab akibat. Ia akan merasa penasaran misalnya kenapa pohon bisa berbuat, atau kenapa bunga warnanya berbeda-beda, dan lain-lain.
2. Perkembangan sosial kemasyarakatan
- Terkadang anak masih melakukan keisengan, merasa takut yang berlebihan, kadang merasakan kegembiraan yang umum dirasakan oleh anak seusianya.
- Sudah punya cukup kemampuan mengurus diri sendiri dan mampu mengontrol dirinya untuk tidak melakukan hal-hal yang tidak boleh dilakukannya.
- Mulai memiliki banyak kawan di luar teman-teman dekatnya, misalnya paman, bibi, guru, tetangga dan pergaulan lain yang lebih luas.
- Memiliki kemampuan mengatur emosinya walau kadangkala masih sulit mengungkapkanya dan hanya memendamnya seorang diri.
3. Perkembangan secara pisik
- Memiliki kemampuan gerak yang mulai stabil, baik itu berjalan, berlari atau melakukan gerakan tubuh sesuai irama, seperti menari dan lain-lain.
- Memiliki keseimbangan tubuh yang baik, seperti berdiri di atas satu kaki atau menaiki tangga dengan kedua kaki secara bergantian.
- Aktif bergerak seperti tak kenal lelah
- Mulai trampil menggunakan peralatan sesuai fungsinya seperti menyapu, membersihkan lantai atau merapihkan peralatan bermainnya.
Kesanggupan anak dalam menggunakan panca indranya untuk melakukan berbagai hal, berkaitan erat dengan kemampuan motorik halus anak yang membutuhkan perhatian khusus. Para orang tua diharapkan membekali si buah hati dengan cara mengajarkan bagaimana cara menggunakan panca indra secara baik dan benar.
Walaupun si anak sudah terlihat mandiri, namun tetap masih membutuhkan bimbingan orang tua dalam melakukan segala aktifitasnya. Jangan biarkan si kecil terdiam sendiri tanpa adanya perhatian dari orang tua.
Anak juga perlu diberikan pemahaman akan pentingnya disiplin dan konsisten terhadap aturan yang di tetapkan oleh orang tua. Tanamkan sejak dini untuk menjalankan apa yang harus dijalankan dan tidak melanggar apa yang di larang.
Orang tua juga perlu menyediakan waktu lebih banyak untuk menemani si kecil bermain dan memberikan kebebasan kepadanya untuk mengeksporasi dunia luar dan bertemu dengan teman-teman barunya.
Ibu tidak perlu khawatir bila anak terasa mulai 'menjauh' dan lebih asyik bermain bersama teman-temannya. Biarkan ia dengan dunianya namun tetap dalam pengawasan ibu. Bimbinglah ia bila dalam keasyikannya bermain sempat menyakiti teman bermainnya.
Terakhir, disini peran ibu sebagai orang terdekat dengan si anak sangat penting untuk menjadi penengah di saat anak berada dalam 'konflik' dengan temannya yang belum sepenuhnya mampu ia pahami. Ajari ia untuk berempati dan sirami sisi batinnya dengan rasa menyayangi sesama untuk bekal hidupnya saat dewasa nanti.