SaungMaman - Banyak penelitian mengungkapkan kalau penggunaan media sosial seperti Facebook, Instagram, dan Twitter bisa menurunkan konsep diri, insomnia, dan ketidakseimbangan memori.
Namun, media sosial juga bisa dianggap memberikan semangat bagi suara yang termarginalkan dan mendorong gerakan sosial.
Kini muncul suatu gerakan di media sosial agar mendorong orang melepaskan diri dari media sosial selama 30 hari. Mampukah?
Menurut Tanya, orang yang mampu melepaskan media sosial bisa menghilangkan ketidakseimbangan dalam hidupnya.
Istirahat dari medsos dalam jangka waktu tertenty juga bisa menyegarkan kehidupan, begitu paparnya.
Dengan beristirahat dari media sosial, maka orang tersebut akan mendapatkan kehidupan baru dan bebas. Maklum, media sosial kerap bisa memberikan tekanan dalam kehidupan seseorang.
Namun, media sosial juga bisa dianggap memberikan semangat bagi suara yang termarginalkan dan mendorong gerakan sosial.
30 Hari Tanpa Media Sosial, Mampukah? |
Kini muncul suatu gerakan di media sosial agar mendorong orang melepaskan diri dari media sosial selama 30 hari. Mampukah?
Baca Juga: Hati-hati! Media Sosial Bisa Mengendalikan Pikiran Anda“Meskipun meninggalkan media sosial selama beberapa jam bisa meningkatkan kesehatan secara keseluruhan,” kata Tanya Goodin, pendiri Time To Log Off dan penulis buku 'Stop Staring at Screens'.
Menurut Tanya, orang yang mampu melepaskan media sosial bisa menghilangkan ketidakseimbangan dalam hidupnya.
Istirahat dari medsos dalam jangka waktu tertenty juga bisa menyegarkan kehidupan, begitu paparnya.
Dengan beristirahat dari media sosial, maka orang tersebut akan mendapatkan kehidupan baru dan bebas. Maklum, media sosial kerap bisa memberikan tekanan dalam kehidupan seseorang.