Saungmaman.com - Pemerintah, dalam hal ini Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), sudah harus menyiapkan Rp1,5 miliar, satu hari pasca upacara pembukaan Asian Games 2018. Hal itu merujuk pada pemberian bonus yang akan diberikan pemerintah, menyusul sukses Defia Rosmaniar dan Edgar Javier Marvelo meraih medali, Minggu (19/8/2018).
Foto: PoskotaNews |
Bonus sebesar Rp1,5 miliar akan diterima Defia setelah menggondol medali emas dari cabang olahraga (cabor) taekwondo. Defia yang turun di nomor poomsai tunggal putri berhasil mengalahkan taekwondoin asal Iran, Marjan Salahshouri pada partai final, Minggu (19/8/2019).
“Saya ingin mengajak mamah dan adik-adik umroh bareng. Sisanya ditabung untuk masa depan,” ungkapnya.
Defia memang tak bisa mengajak ayahnya untuk umroh ke tanah suci Mekkah. Ayahnya meninggal beberapa bulan lalu, tepatnya April 2018.
Manager Tim Taekwondo Indonesia, Rahmi Kurnia, mengungkapkan apa yang dirasakan anak asuhnya itu sepeninggal ayah untuk selama-lamanya. Padahal saat itu, Defia berada du Korea untuk mengikuti pemusatan latihan (training center/TC).
“Defia sempat pulang karena ayahnya meninggal, tanggal 20 April, kita pulang ke Indonesia karena ayahnya meninggal. Hari Jumat pulang, hari Minggu langsung berangkat lagi ke Korea untuk TC. Saya bilang kepada Defia, “buat yang terbaik, buat bangga ayahmu”. Dan itu ia buktikan dengan meraih medali emas. Ini bahkan menjadi medali emas pertama untuk Indonesia (di Asian Games 2018),” ungkap Rahmi.
Tidak heran jika sukses tersebut diraih Defia dengan emosional. Setelah mengetahui ia berhasil. Mengalahkan Salahshouri, atlet kelahiran 25 Mei 1995 silam itu langsung berlari ke arah pelatih dan memeluknya sembari membawa bendera Merah-Putih, menuju tribune penonton.
Atlet asal Bogor, Jawa Barat, tersebut berhasil mengumpulkan skor 8.690, atau unggul 220 poin atas Salahshouri. “Syukur Alhamdulillah, ternyata doa kita semua terkabul. Ini juga buah dari kesabaran Defia sehingga ia bisa meraih emas sesuai yang kita targetkan,” ungkap Rahmi.
Sumber: PoskotaNews
Baca juga: Cara Jitu Mengatasi Motivasi yang Sering Naik TurunSaat ditanya mengenai bonus yang akan diterimanya, Defia mengaku akan menggunakan uang tersebut untuk mengajak keluarganya umroh.
“Saya ingin mengajak mamah dan adik-adik umroh bareng. Sisanya ditabung untuk masa depan,” ungkapnya.
Defia memang tak bisa mengajak ayahnya untuk umroh ke tanah suci Mekkah. Ayahnya meninggal beberapa bulan lalu, tepatnya April 2018.
Manager Tim Taekwondo Indonesia, Rahmi Kurnia, mengungkapkan apa yang dirasakan anak asuhnya itu sepeninggal ayah untuk selama-lamanya. Padahal saat itu, Defia berada du Korea untuk mengikuti pemusatan latihan (training center/TC).
“Defia sempat pulang karena ayahnya meninggal, tanggal 20 April, kita pulang ke Indonesia karena ayahnya meninggal. Hari Jumat pulang, hari Minggu langsung berangkat lagi ke Korea untuk TC. Saya bilang kepada Defia, “buat yang terbaik, buat bangga ayahmu”. Dan itu ia buktikan dengan meraih medali emas. Ini bahkan menjadi medali emas pertama untuk Indonesia (di Asian Games 2018),” ungkap Rahmi.
Tidak heran jika sukses tersebut diraih Defia dengan emosional. Setelah mengetahui ia berhasil. Mengalahkan Salahshouri, atlet kelahiran 25 Mei 1995 silam itu langsung berlari ke arah pelatih dan memeluknya sembari membawa bendera Merah-Putih, menuju tribune penonton.
Atlet asal Bogor, Jawa Barat, tersebut berhasil mengumpulkan skor 8.690, atau unggul 220 poin atas Salahshouri. “Syukur Alhamdulillah, ternyata doa kita semua terkabul. Ini juga buah dari kesabaran Defia sehingga ia bisa meraih emas sesuai yang kita targetkan,” ungkap Rahmi.
Sumber: PoskotaNews