SaungMaman - Keunikan Masjid Perahu di Tebet
Kota Jakarta ternyata memiliki masjid dengan bentuk arsitektur yang cukup unik dan bernilai estetik tinggi.
Ada kisah unik di balik pembangun masjid bernama Masjid Perahu yang ada di Tebet, Jakarta Selatan ini.
Masjid Perahu atau yang memiliki nama asli Masjid Agung Al-Munada Baiturrahman itu tepatnya ada di Jalan Menteng Pulo Raya Nomor 23, RT 3/RW 5, Menteng Dalam Jakarta Selatan.
Posisinya sedikit sulit dijangkau karena tertutup dua apartemen yang berada di Jalan Casablanca dan aksesnya hanya bisa ditempuh melalui motor atau jalan kaki.
Untuk pejalan kaki bisa melalui sebuah gang yang berada di samping apartemen Casablanca, sedangkan pengendara motor bisa melalui sebuah jalan/gang kecil di depan Hotel Harris di Jalan Dr. Saharjo.
Adapun keunikan yang ada di Masjid Agung Al-Munada Baiturrahman ini adalah keberadaan sebuah bangunan tempat berwudhu yang berbentuk perahu yang berada di samping masjid.
Menurut penuturan seorang warga, keberadaan bangunan berbentuk perahu itu bersamaan dengan dibangunnya masjid pada tahun 1962 silam.
Perahu tersebut, dibangun terinspirasi dari kisah Nabi Nuh yang membangun bahtera atau kapal besar untuk menyelamatkan umatnya. Masjid yang dibangun oleh KH Abdurrahman Massum itu sampai sekarang masih mempertahankan bentuk aslinya dan renovasipun dilakukan hanya untuk memperbaiki bagian yang rusak saja.
Keunikan berikutnya terdapat pada bagian dalam masjid. Ketika kita masuk, terdapat sebuah fosil batu yang letaknya tidak diubah sejak dulu.
Sementara di bagian dalam ada empat tiang penyangga besar. Dua di belakang itu diberikan oleh menteri agama yang pertama, kayu gelondongan utuh, dan mimbar tempat shalat imam terbuat dari fosil batu.
Selain itu, tempat imam tersebut juga dihiasi dengan ukiran kaligrafi dari kayu jati.
Kemudian di bagian ujung masjid terdapat sebuah ruangan berisi Al Quran berukuran 2 meter x 1 meter dengan ketebalan 30 sentimeter yang dikelilingi 16 batu giok koleksi sang pendiri masjid.
Al Quran dengan sampul kayu yang ditulis oleh Ustad Amir Hamzah, penulis kaligrafi dari Madura ini dibuat selama kurang lebih 30 tahun.
Demikian informasi tentang Keunikan Masjid Perahu di Tebet kali ini, semoga informasi ini bermanfaat.
Kota Jakarta ternyata memiliki masjid dengan bentuk arsitektur yang cukup unik dan bernilai estetik tinggi.
Ada kisah unik di balik pembangun masjid bernama Masjid Perahu yang ada di Tebet, Jakarta Selatan ini.
Masjid Perahu atau yang memiliki nama asli Masjid Agung Al-Munada Baiturrahman itu tepatnya ada di Jalan Menteng Pulo Raya Nomor 23, RT 3/RW 5, Menteng Dalam Jakarta Selatan.
Jamaah Masjid Perahu |
Posisinya sedikit sulit dijangkau karena tertutup dua apartemen yang berada di Jalan Casablanca dan aksesnya hanya bisa ditempuh melalui motor atau jalan kaki.
Gang Pintu Masuk Masjid Perahu |
Untuk pejalan kaki bisa melalui sebuah gang yang berada di samping apartemen Casablanca, sedangkan pengendara motor bisa melalui sebuah jalan/gang kecil di depan Hotel Harris di Jalan Dr. Saharjo.
Masjid Perahu Tebet |
Adapun keunikan yang ada di Masjid Agung Al-Munada Baiturrahman ini adalah keberadaan sebuah bangunan tempat berwudhu yang berbentuk perahu yang berada di samping masjid.
Menurut penuturan seorang warga, keberadaan bangunan berbentuk perahu itu bersamaan dengan dibangunnya masjid pada tahun 1962 silam.
Baca juga:
Ragam Perayaan Idul Fitri di Beberapa Kota Besar Dunia
Perahu tersebut, dibangun terinspirasi dari kisah Nabi Nuh yang membangun bahtera atau kapal besar untuk menyelamatkan umatnya. Masjid yang dibangun oleh KH Abdurrahman Massum itu sampai sekarang masih mempertahankan bentuk aslinya dan renovasipun dilakukan hanya untuk memperbaiki bagian yang rusak saja.
Keunikan berikutnya terdapat pada bagian dalam masjid. Ketika kita masuk, terdapat sebuah fosil batu yang letaknya tidak diubah sejak dulu.
Sementara di bagian dalam ada empat tiang penyangga besar. Dua di belakang itu diberikan oleh menteri agama yang pertama, kayu gelondongan utuh, dan mimbar tempat shalat imam terbuat dari fosil batu.
Selain itu, tempat imam tersebut juga dihiasi dengan ukiran kaligrafi dari kayu jati.
Kemudian di bagian ujung masjid terdapat sebuah ruangan berisi Al Quran berukuran 2 meter x 1 meter dengan ketebalan 30 sentimeter yang dikelilingi 16 batu giok koleksi sang pendiri masjid.
Gambar: Okezone News |
Al Quran dengan sampul kayu yang ditulis oleh Ustad Amir Hamzah, penulis kaligrafi dari Madura ini dibuat selama kurang lebih 30 tahun.
Demikian informasi tentang Keunikan Masjid Perahu di Tebet kali ini, semoga informasi ini bermanfaat.
Sumber referensi: kompas.com