Arti kata "Hareudang" adalah sebuah kata yang berasal dari daerah Jawa Barat (bahasa sunda) yang artinya gerah atau kepanasan. Kata hareudang sering di ungkapkan saat cuaca sekitar terasa sangat panas dan menimbulkan rasa gerah yang luar biasa.
Orang sunda/Jawa Barat sering mengungkapkan kata-kata ini bilamana suhu cuaca terasa menyengat dan menyebabkan tubuh berkeringat, sehingga dengan terpaksa harus melakukan berbagai cara untuk mengatasinya.
Salah satu cara yang paling lazim dilakukan untuk mengurangi rasa gerah yang berlebihan adalah dengan membuka baju dan mengipasi tubuh dengan benda apa saja yang ada di dekatnya, seperti kipas angin, koran bekas atau mandi sekalian bila keadaan memungkinkan. Untuk mengurangi rasa haus yang berlebih biasanya minum air es sebanyak-banyaknya.
Namun ada kalanya hareudang yang terlalu parah bisa mengakibatkan rasa yang tidak nyaman, walaupun berbagai cara sudah dilakukan namun perasaan gerah tetap tak bisa dihindari. Bila hal ini terjadi yang di lakukan hanyalah berucap: "Aduh hareudang pisan euy, kudu kumaha ieu atuh?" Artinya kira-kira "Aduh gerah sekali ini, harus bagaimana ya mengatasinya?"
Rasa gerah yang berlangsung lama memang sangat membuat tidak nyaman dan bisa membuat suasana gak karuan. Namun ada sisi menarik dari kata-kata hareudang ini yang biasanya memancing orang untuk melontarkan komentar terkait dengan ungkapan yang kadang bisa membuat tertawa ini.
Belum lama berselang saya sempat melontarkan istilah hareudang ini dalam status facebook dan mendapatkan respon yang cukup banyak dari teman-teman sesama orang sunda yang pada umumnya bernada candaan.
Salah satu keunikan kata hareudang ini adalah mampu memancing teman-teman yang mengerti bahasa sunda untuk membuat komentar yang lucu-lucu. Entah kenapa bisa begitu saya juga kurang begitu memahami apa penyebabnya.
Salah satu contohnya adalah, ketika saya melontarkan ungkapan Apakah teman2 tahu obat "hareudang"? seorang teman bernama Tie Nurul berkomentar "guyur we ku cai kang maman...", atau teman bernama Nur Wati yang menyuruh saya masuk kulkas, ada juga teman yang bernama Bunda Delima yang berkomentar begini kira-kira: "berendam aja di empang..." pokoknya ada-ada saja komentarnya.
Namun dari kesemua komentar teman-teman saya tadi, komentar terakhirlah yang kemudian membuat saya tersentuh dan memaknai sisi lain dari kata hareudang ini.
Komentar dari kang Mumuh Upun yang notabene adalah teman main saya selagi masih ABG di kampung ini, berkata begini: "Iraha urang ngalalana deui ka gunung jaha....mapai-mapai talaga ci mama otoy....hi.hi..." yang artinya kurang lebih: "Kapan kita berkelana lagi ke gunung jaha menyisir telaga ci mama otoy...?"
Tempat-tempat yang disebutkan tadi adalah lokasi dimana dulu kami sering bermain bersama, bercengkrama, mengisi waktu senggang dengan main ke gunung dan menyusuri sungai-sungai. Hal ini membuat pikiran saya melayang jauh ke masa silam. hiks...
Tak terasa saya tersadar dengan ungkapan kata hareudang yang saya jadikan status facebook ini seperti telah menemukan jawabannya. Hareudang yang dalam arti harafiah adalah gerah, atau kepanasan seperti menemukan makna sesungguhnya.
Hareudang memang gerah, panas dan membuat rasa tidak nyaman. Namun dengan mengingat kembali masa lalu dan kampung halaman yang lama di tinggalkan, menimbulkan perasaan tenteram dan damai. Tiis pipikiran kalau dalam bahasa sunda-nya mah, hehe...
Rasa hareudang yang saya rasakan beberapa saat yang lalu, kini seperti lenyap di telan bumi. Saya merasakan kesejukan luar biasa. Ternyata saya rindu kampung halaman, itulah obat "hareudang" yang sesungguhnya......
Saya berterimakasih kepada sahabat saya yang telah menyadarkan saya, bahwasanya sejauh apapun kita merantau, kampung halaman tetaplah tempat terindah yang tidak boleh kita lupakan.
Di sana kita bermula, di sana pula kita hendaknya berakhir. Sudah semestinya kita mengingat kembali tanah kelahiran, membangunnya dan membuatnya semakin indah. Itu adalah adalah cita-cita saya sejak lama, semoga bisa diwujudkan...........
Demikian pembahasan soal Hareudang ini, semoga ada manfaat yang bisa di ambil dari goresan kecil ini.
Orang sunda/Jawa Barat sering mengungkapkan kata-kata ini bilamana suhu cuaca terasa menyengat dan menyebabkan tubuh berkeringat, sehingga dengan terpaksa harus melakukan berbagai cara untuk mengatasinya.
Salah satu cara yang paling lazim dilakukan untuk mengurangi rasa gerah yang berlebihan adalah dengan membuka baju dan mengipasi tubuh dengan benda apa saja yang ada di dekatnya, seperti kipas angin, koran bekas atau mandi sekalian bila keadaan memungkinkan. Untuk mengurangi rasa haus yang berlebih biasanya minum air es sebanyak-banyaknya.
Es Batu |
Namun ada kalanya hareudang yang terlalu parah bisa mengakibatkan rasa yang tidak nyaman, walaupun berbagai cara sudah dilakukan namun perasaan gerah tetap tak bisa dihindari. Bila hal ini terjadi yang di lakukan hanyalah berucap: "Aduh hareudang pisan euy, kudu kumaha ieu atuh?" Artinya kira-kira "Aduh gerah sekali ini, harus bagaimana ya mengatasinya?"
Rasa gerah yang berlangsung lama memang sangat membuat tidak nyaman dan bisa membuat suasana gak karuan. Namun ada sisi menarik dari kata-kata hareudang ini yang biasanya memancing orang untuk melontarkan komentar terkait dengan ungkapan yang kadang bisa membuat tertawa ini.
Belum lama berselang saya sempat melontarkan istilah hareudang ini dalam status facebook dan mendapatkan respon yang cukup banyak dari teman-teman sesama orang sunda yang pada umumnya bernada candaan.
Salah satu keunikan kata hareudang ini adalah mampu memancing teman-teman yang mengerti bahasa sunda untuk membuat komentar yang lucu-lucu. Entah kenapa bisa begitu saya juga kurang begitu memahami apa penyebabnya.
Salah satu contohnya adalah, ketika saya melontarkan ungkapan Apakah teman2 tahu obat "hareudang"? seorang teman bernama Tie Nurul berkomentar "guyur we ku cai kang maman...", atau teman bernama Nur Wati yang menyuruh saya masuk kulkas, ada juga teman yang bernama Bunda Delima yang berkomentar begini kira-kira: "berendam aja di empang..." pokoknya ada-ada saja komentarnya.
Namun dari kesemua komentar teman-teman saya tadi, komentar terakhirlah yang kemudian membuat saya tersentuh dan memaknai sisi lain dari kata hareudang ini.
Komentar dari kang Mumuh Upun yang notabene adalah teman main saya selagi masih ABG di kampung ini, berkata begini: "Iraha urang ngalalana deui ka gunung jaha....mapai-mapai talaga ci mama otoy....hi.hi..." yang artinya kurang lebih: "Kapan kita berkelana lagi ke gunung jaha menyisir telaga ci mama otoy...?"
Tempat-tempat yang disebutkan tadi adalah lokasi dimana dulu kami sering bermain bersama, bercengkrama, mengisi waktu senggang dengan main ke gunung dan menyusuri sungai-sungai. Hal ini membuat pikiran saya melayang jauh ke masa silam. hiks...
Tak terasa saya tersadar dengan ungkapan kata hareudang yang saya jadikan status facebook ini seperti telah menemukan jawabannya. Hareudang yang dalam arti harafiah adalah gerah, atau kepanasan seperti menemukan makna sesungguhnya.
Hareudang memang gerah, panas dan membuat rasa tidak nyaman. Namun dengan mengingat kembali masa lalu dan kampung halaman yang lama di tinggalkan, menimbulkan perasaan tenteram dan damai. Tiis pipikiran kalau dalam bahasa sunda-nya mah, hehe...
Rasa hareudang yang saya rasakan beberapa saat yang lalu, kini seperti lenyap di telan bumi. Saya merasakan kesejukan luar biasa. Ternyata saya rindu kampung halaman, itulah obat "hareudang" yang sesungguhnya......
Saya berterimakasih kepada sahabat saya yang telah menyadarkan saya, bahwasanya sejauh apapun kita merantau, kampung halaman tetaplah tempat terindah yang tidak boleh kita lupakan.
Di sana kita bermula, di sana pula kita hendaknya berakhir. Sudah semestinya kita mengingat kembali tanah kelahiran, membangunnya dan membuatnya semakin indah. Itu adalah adalah cita-cita saya sejak lama, semoga bisa diwujudkan...........
Demikian pembahasan soal Hareudang ini, semoga ada manfaat yang bisa di ambil dari goresan kecil ini.