Berikut ini saya bagikan sebuah cerita menarik semoga bisa menjadi pelajaran buat kita:
Suatu ketika sepulang kerja, sebut saja si A dengan seorang temannya, si B berjalan santai menyusuri jalanan. Tiba-tiba dari arah lain ada seorang perempuan tua berpakaian sederhana menghampiri mereka sambil menenteng beberapa kantong plastik berisi sayuran.
“Maaf Tuan, mau beli sayuran ini? Saya sendiri yang menanam dan memetiknya,” sambil tangan keriputnya mengulurkan kantong plastik. Setelah menatap si nenek sebentar, tanpa basa-basi, si B mengeluarkan dompet dan membayarnya. Tiga kantong plastik sayuran pun berpindah tangan.
“Terima kasih Tuan, semoga Tuan diberi lancar rezeki,” dengan suara bergetar terharu si nenek menggenggam erat uang jualannya.
Setelah nenek itu berlalu, si A bertanya heran, “Kamu beneran mau makan sayur ini…? Kamu lihat sendiri sayur itu sudah layu dan mulai kuning, berulat lagi!”
Dengan tertawa kecil, si B menjawab, “Ya enggak lah! Sayuran ini tidak layak dimakan.”
“Lha.. kenapa kamu beli?”
“Karena kalau enggak aku beli, nggak ada orang yang mau membelinya. Kan kasihan si nenek nggak dapat penghasilan.”
Tentu saja si A terhenyak kagum atas kebaikan si B. Segera si A berbalik mengejar si nenek untuk melakukan hal yang sama. Sambil berlinang air mata si nenek berucap,
“Anak muda, terima kasih. Nenek tahu, kalian membeli sayur ini karena kasihan melihat nenek. Sayurannya memang kurang segar.. Kalau bukan kalian, tidak ada yang mau membelinya. Uang ini sungguh sangat berarti untuk membeli obat, untuk cucu nenek yang sedang sakit. Semoga Tuhan membalas kebaikan kalian.”
Sahabat yang bijaksana,
Sayuran yang sudah tidak bisa dimakan pun ternyata mampu memberi pelajaran berharga untuk kita semua. Saat jatuh dan terpuruk, kita sungguh berharap keajaiban akan datang kepada kita, mendapatkan pertolongan entah dari mana atau dari siapa. Namun sebaliknya, ketika kita punya kemampuan, ketika kita sukses, apakah kita bersedia menjadi orang yang mendatangkan keajaiban itu? Mau mengulurkan tangan berbagi kepada sesama?
Kebaikan memang butuh dipraktikkan, kebaikan perlu dibiasakan; seperti kata mutiara yang sering kita dengar, “Kadang memang sulit menjadi orang baik, tetapi lebih baik menjadi orang baik walaupun sulit.”
Suatu ketika sepulang kerja, sebut saja si A dengan seorang temannya, si B berjalan santai menyusuri jalanan. Tiba-tiba dari arah lain ada seorang perempuan tua berpakaian sederhana menghampiri mereka sambil menenteng beberapa kantong plastik berisi sayuran.
“Maaf Tuan, mau beli sayuran ini? Saya sendiri yang menanam dan memetiknya,” sambil tangan keriputnya mengulurkan kantong plastik. Setelah menatap si nenek sebentar, tanpa basa-basi, si B mengeluarkan dompet dan membayarnya. Tiga kantong plastik sayuran pun berpindah tangan.
“Terima kasih Tuan, semoga Tuan diberi lancar rezeki,” dengan suara bergetar terharu si nenek menggenggam erat uang jualannya.
Setelah nenek itu berlalu, si A bertanya heran, “Kamu beneran mau makan sayur ini…? Kamu lihat sendiri sayur itu sudah layu dan mulai kuning, berulat lagi!”
Dengan tertawa kecil, si B menjawab, “Ya enggak lah! Sayuran ini tidak layak dimakan.”
“Lha.. kenapa kamu beli?”
“Karena kalau enggak aku beli, nggak ada orang yang mau membelinya. Kan kasihan si nenek nggak dapat penghasilan.”
Tentu saja si A terhenyak kagum atas kebaikan si B. Segera si A berbalik mengejar si nenek untuk melakukan hal yang sama. Sambil berlinang air mata si nenek berucap,
“Anak muda, terima kasih. Nenek tahu, kalian membeli sayur ini karena kasihan melihat nenek. Sayurannya memang kurang segar.. Kalau bukan kalian, tidak ada yang mau membelinya. Uang ini sungguh sangat berarti untuk membeli obat, untuk cucu nenek yang sedang sakit. Semoga Tuhan membalas kebaikan kalian.”
Sahabat yang bijaksana,
Sayuran yang sudah tidak bisa dimakan pun ternyata mampu memberi pelajaran berharga untuk kita semua. Saat jatuh dan terpuruk, kita sungguh berharap keajaiban akan datang kepada kita, mendapatkan pertolongan entah dari mana atau dari siapa. Namun sebaliknya, ketika kita punya kemampuan, ketika kita sukses, apakah kita bersedia menjadi orang yang mendatangkan keajaiban itu? Mau mengulurkan tangan berbagi kepada sesama?
Kebaikan memang butuh dipraktikkan, kebaikan perlu dibiasakan; seperti kata mutiara yang sering kita dengar, “Kadang memang sulit menjadi orang baik, tetapi lebih baik menjadi orang baik walaupun sulit.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar